Senin, 27 April 2009

pantai_cemara.jpgPantai dengan deretan nyiur pohon kelapa melambai? Ah... itu mungkin sudah biasa. Namun, pantai dengan jajaran pohon cemara di sepanjang pantai, ini mungkin jarang Anda temui dan ternyata juga tidak kalah cantiknya. Ya, itulah Pantai Pongkar. Kawasan wisata yang terletak di Kecamatan Tebing Tanjung Balai Karimun, ibu kota Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, ini adalah pantai unik dengan kombinasi butiran pasir putih yang bersih dan jajaran pohon cemara yang indah.

Pantai seluas sekitar 100 hektar itu berada di kawasan Pulau Karimun. Setiap pengunjung yang datang ke Karimun tidak mesti lagi menaiki kapal feri atau kapal pompong menuju lokasi. Pengunjung yang baru tiba di Tanjung Balai Karimun dapat langsung menuju lokasi melalui jalur darat dengan waktu tempuh kurang dari setengah jam.

Untuk mencapai lokasi ini, dari Bandara Hang Nadim di Jalan Hang Nadim, Batu Besar Batam, Kepulauan Riau, Anda dapat menggunakan kapal motor tujuan Batam-Karimun. Perjalanan menggunakan kapal dari Batam memakan waktu sekitar dua jam atau dapat juga menggunakan kapal motor dari Pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, dengan memilih tujuan Tanjung Pinang-Karimun dengan waktu tempuh sekitar 1 jam.

Perjalanan menuju Pantai Pongkar memakan waktu sekitar 20 menit dari pusat kota Tanjung Balai Karimun. Saat ini belum ada kendaraan umum untuk mencapai pantai tersebut, jadi perjalanan harus ditempuh dengan kendaraan pribadi ataupun ojek. Bisa juga menggunakan taksi tanpa argo yang banyak terdapat di sekitar lokasi pelabuhan atau dapat juga dengan menyewa mobil dengan biaya Rp 350.000-Rp 500.000 per hari ditambah dengan ongkos bensin.

Infrastruktur jalan menuju lokasi sudah tersedia dengan lebar badan jalan sekitar 6 meter sehingga bisa dilalui dengan dua lajur kendaraan roda empat atau enam. Kualitas jalannya terbilang sudah cukup bagus dan mulus.

Dari jarak 15 kilometer menuju lokasi, sekitar 3-5 kilometer jalannya tergolong bagus. Selebihnya, keadaannya terbilang masih rusak. Bukan hanya sekadar berlubang, melainkan banyak onggokan batu yang bertumpuk di tengah jalan sehingga perjalanan dari Tanjung Balai yang seharusnya bisa ditempuh dalam 20 menit menjadi 30 menit, bahkan 45 menit.

Di Pantai Pongkar, pengunjung bukan hanya dapat menyaksikan keunikan pantai, melainkan juga dapat menikmati pemandangan gunung di sekitarnya. Gunung-gunung yang dari jauh tampak berwarna biru tua itu berada di sisi kiri dan kanan pantai sehingga pengunjung yang beristirahat di pantai tidak akan bosan karena terpuaskan dengan pamandangan yang indah.

Pantai Pongkar memiliki hamparan pantai yang luas dan alami dengan pohon cemara yang tersebar di sekitar wilayah pantai. Di sekitar lokasi juga terdapat danau kecil yang kaya akan ikan. Banyak pengunjung memanfaatkan danau tersebut untuk memancing. Di atas danau tersebut, didirikan sebuah panggung dengan arsitektur Melayu yang digunakan untuk beragam kegiatan kesenian. Biasanya, panggung ini juga digunakan untuk sejumlah kegiatan yang berlangsung saat malam pergantian tahun.

Pengunjung juga dapat memancing di laut atau sekitar kawasan pantai. Untuk memancing di laut, pengunjung dapat menyewa kapal atau pompong dari penduduk setempat. Kawasan pantai ini memiliki banyak ikan sehingga tidak perlu berlayar terlalu jauh ke tengah laut untuk memancing. Selain itu, tidak perlu menunggu terlalu lama untuk menunggu ikan hasil tangkapan.

Dalam hitungan menit, kail Anda akan terasa berat akibat tarikan ikan hasil memancing. Selain itu, pantai ini juga kaya akan biota laut, seperti terumbu karang, kerang, atau ikan. Karena itu, pengunjung juga dapat menyelam (diving) serta bercengkerama dengan kehidupan flora dan fauna bawah laut.

Bila bosan dan lelah menyelam, pengunjung bisa berjalan menyisir pantai dengan pasir putihnya sambil mencari kerang. Di sepanjang pantai juga terdapat bangku yang berjajar dan terbuat dari semen untuk beristirahat. Bangku ini terletak di bawah jajaran pohon cemara yang tersebar di setiap lokasi. Bangku ini sangat teduh sehingga pengunjung dapat duduk-duduk dan melepas lelah sambil menikmati terpaan angin pantai. Kawasan pantai ini juga biasa digunakan untuk bermain layang-layang karena anginnya yang sangat potensial.

Bila ingin makan, disarankan untuk membawa bekal masing-masing dari rumah karena sejumlah rumah makan di sekitar pantai hanya menjajakan makanan ringan, mi rebus, air kelapa, dan aneka softdrink.

Dari pantai Pongkar, pengunjung juga bisa melanjutkan perjalanan mengunjungi objek wisata air terjun Pongkar yang letaknya sekitar 2 kilometer ke arah tenggara atau sekitar 15 menit dari Pantai Pongkar. Menuju air terjun, pengunjung dapat menikmati keindahan alam dan hutan. Apalagi letak air terjun berada di sekitar 700 meter ketinggiannya
Get Adobe Flash player
POHON CEMARA
Posted by Toekang on 2006-04-28 [ print artikel ini | beritahu teman | dilihat 1821 kali ]

Konon di tengah hutan, bunga mawar menertawakan pohon cemara seraya berkata;
"Meskipun anda tumbuh begitu tegap, tetapi anda tidak memiliki keharuman sehingga tidak dapat menarik kumbang dan lebah untuk mendekat."

Pohon cemara diam saja. Demikianlah bunga mawar di mana-mana menyiarkan dan menceritakan tampak buruk pohon cemara, sehingga membuat pohon cemara tersingkir dan menyendiri di tengah hutan.

Ketika musim dingin datang dan turun salju yang lebat, bunga mawar yang sombong sangat sulit mempertahankan kehidupannya. Demikian pula dengan pohon dan bunga-bunga lainnya. Hanya pohon cemara yang masih tegak berdiri di tengah badai dingin yang menerpa bumi.

Di tengah malam yang sunyi, salju berbincang-bincang dengan pohon cemara.
Salju berkata; " Setiap tahun saya datang ke bumi ini, selalu melihat kemakmuran dan keramaian di bumi berubah wajah. Hanya gersang dan sunyi senyap yang menyelimuti bumi. Namun, kamulah satu-satunya yang dapat melewati ujian saya dan berdiri tegak hingga dapat menahan segala macam tekanan alam. Begitu pula alam kehidupan dan manusia selalu mengalami perubahan."

Demikianlah pembicaraan menarik antara pohon cemara dan salju yang terjadi
di tengah malam pada musim dingin.

Sedih dan gembira selalu datang silih berganti; hanya dengan keteguhan jiwa
dan pikiran, kebahagiaan itu dapat diraihnya. Caci maki dan fitnah tidak dapat menjatuhkan orang yang kuat.

Di dalam ungkapan Timur sering terdapat kata-kata :
" Menengadah ke langit dan membuang ludah." dan "Menabur debu dengan angin yang berlawanan." Ini semua mengisahkan kebodohan-kebodohan yang dilakukan seseorang dan pada akhirnya mencelakakan dirinya sendiri. Menghadapi fitnahan dan celaan, hendaknya seseorang berlapang dada bagaikan langit besar yang tak bertepi.

Cuaca terang dan berawan selalu silih berganti.

Belajar bagaikan cermin yang jernih dapat melihat keadaan sebenarnya.

Bunga mawar hanya merasakan kepuasan dan kecongkakan sejenak, tetapi pohon cemara dapat menghadapi, menerima dan menahan diri dengan tenang dan sabar.

Kita harus belajar dari sifat pohon cemara yang tegar menahan serangan, baik serangan yang bersifat tindakan, ucapan maupun pikiran ; dan menjadikannya sesuatu yang sejuk, hangat dan damai.

Pohon Cemara. Selalu dipajang di setiap ruang publik saat merayakan hari penting bagi sebuah komunitas. Tak terbayang telah berapa banyak pohon cemara yang tertebang setiap tahunnya. Hingga saat ini telah banyak yang menggantikannya dengan sebatang pohon plastik.

Seorang kawan pernah pula selalu membeli pohon cemara sebagai sebuah ritual tahunan. Setelah usai perayaan, pohon cemara tersebut ditanamkan di depan rumahnya. Kian tahun, kian bertambah pula pohon cemara yang tertanam. Tanpa niatan untuk membuat kebun, hari ini rumahnya telah menjadi sebuah kebun kecil cemara.

Tanaman lain yang juga selalu menjadi kebutuhan dalam ritual tahunan adalah pinang. Dalam setiap arena perayaan kemerdekaan negeri ini, tanaman pinang selalu menjadi tanaman bernilai tinggi. Bahkan mungkin bisa jadi tanaman aneh, karena berdaunkan ember hingga lemari es. Keberadaannya kian tahun pun kian sedikit. Padahal enzim tanaman ini dapat dijadikan pestisida, buahnya menjadi penguat, dan kayunya memang termasuk kayu yang cukup kuat sebagai bahan bangunan.

Ritual tahunan. Sepertinya belum menyentuh keberadaan pepohonan dan tanaman yang menjadi kebutuhan setiap tahunnya. Sehingga tak ada kepentingan bagi yang membutuhkan pohon untuk mulai mempersiapkannya di tahun-tahun sebelumnya. Seandainya saja, kebutuhan akan pohon cemara dan tanaman pinang dicukupkan secara mandiri oleh masing-masing kelompok, tentunya tidak akan dibutuhkan pohon plastik. Dan bukan sulit untuk memulai, hanya yang sukar adalah apakah ada niat untuk memulai?




Sebuah pohon Natal di dalam sebuah rumah

Kebiasaan memasang pohon Natal sebagai dekorasi dimulai dari Jerman. Pemasangan pohon Natal yang umumnya dari pohon cemara, atau mengadaptasi bentuk pohon cemara, itu dimulai pada abad ke-16.

Saat penduduk Jerman menyebar ke berbagai wilayah termasuk Amerika, mereka pun kerap memasang cemara yang tergolong pohon evergreen untuk dekorasi Natal di dalam rumah. Dari catatan yang ada, orang Jerman di Pennsylvania Amerika Serikat memajang pohon Natal untuk pertama kalinya pada tahun 1830-an.

Pohon Natal bukanlah suatu keharusan di gereja maupun dirumah sebab ini hanya merupakan simbol agar kehidupan rohani kita selalu bertumbuh dan menjadi saksi yang indah bagi orang lain "evergreen". Pohon Natal (cemara) ini juga melambangkan "hidup kekal", sebab pada umumnya di musim salju hampir semua pohon rontok daunnya, kecuali pohon cemara selalu hijau daunnya.

Pemasangan pohon cemara, baik asli maupun yang terbuat dari plastik, di tengah kota atau di tempat-tempat umum pun menjadi pemandangan biasa menjelang